Aku hanya bagian dari masa lalu mu, dan begitu pula dengan
kamu yang hanya bagian dari masa lalu ku yang dulu pernah singgah di
kehidupanku. Kamu yang terlalu hebat menulis jalan cerita hidup ku yang sebelumnya
sudah ku atur sendiri lalu kamu datang untuk mengubah jalan cerita itu. Kamu yang
dulu pernah berusaha untuk menggapai apa yang kamu inginkan, lalu saat kamu telah
mendapatkannya kamu meninggalkannya tanpa berfikir betapa susahnya mendapatkan
apa yang kamu inginkan. Kamu yang seenaknya singgah di kehidupanku lalu
seenaknya pergi begitu saja tanpa pamit. Kamu adalah orang yang dulu pernah aku
sangat percayai tapi kamu membuat aku sadar bahwa kamu adalah orang yang sangat
amat tidak bisa dipercayai. Kamu yang memiliki janji seribu kata tapi tidak
dapat dibuktikan.
Kamu datang di kehidupanku membawa luka yang membekas dihatimu, saat semua noda hitam itu hilang dalam jiwa mu disaat itu juga kamu bangkit dari kesedihanmu yang teramat dalam dan saat itu pula kamu dapat membahagiakan ku. Hingga pada saatnya kita berada di titik keegoisan dimana satu sama lain ingin dirinya harus benar-benar dimengerti, mungkinkah aku yang salah karena sudah tak dapat membuatmu bahagia lagi seperti dulu? Atau kah kamu yang memang sudah tidak bisa membuat suasana seperti dulu? Harus kah aku mengalah dan membiarkan semua itu menjadi nyata? Mungkinkah kita dapat melewati semua rintangan ini? Mungkinkah kita bisa bahagia seperti dulu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu terlintas dibenak ku
Suatu ketika kamu memutuskan untuk pergi meninggalkanku sendiri bersama kenangan dan noda hitam yang tlah kau buat. Alasanmu meninggalkanku sangat tidak masuk akal, yaa hukum alam lah alasan setiap laki-laki meninggalkan perempuan itu memang selalu tidak logis. Air mata ku mencari noda hitam yang tlah kau berikan kepada ku. Aku sempat berfikir bahwa aku tidak bisa melupakanmu, dan aku merasa bahwa aku akan terjebak dalam kenanganmu. Aku selalu bertanya kepada diriku “Akan kah kita bisa dekat seperti dulu walaupun kita sudah tidak bersama lagi?”
Suatu hari kamu datang kembali dikehidupanku disaat aku sudah melupakan semua itu yaa semua kenangan yang dulu pernah kamu buat, kamu datang tanpa dosa setetes pun, tanpa rasa bersalah. Apakah kamu masih berfikir bahwa aku masih terjebak dalam kenangan itu dan belum bisa menghapus noda hitam yang kau berikan kepada ku? Bodoh saja jika kamu masih berfikiran seperti itu, kamu pikir kamu itu siapa bisa menguasai pikiranku selama itu, hah sungguh bodoh jika kamu masih berfikiran seperti itu.
Kamu datang di kehidupanku membawa luka yang membekas dihatimu, saat semua noda hitam itu hilang dalam jiwa mu disaat itu juga kamu bangkit dari kesedihanmu yang teramat dalam dan saat itu pula kamu dapat membahagiakan ku. Hingga pada saatnya kita berada di titik keegoisan dimana satu sama lain ingin dirinya harus benar-benar dimengerti, mungkinkah aku yang salah karena sudah tak dapat membuatmu bahagia lagi seperti dulu? Atau kah kamu yang memang sudah tidak bisa membuat suasana seperti dulu? Harus kah aku mengalah dan membiarkan semua itu menjadi nyata? Mungkinkah kita dapat melewati semua rintangan ini? Mungkinkah kita bisa bahagia seperti dulu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu terlintas dibenak ku
Suatu ketika kamu memutuskan untuk pergi meninggalkanku sendiri bersama kenangan dan noda hitam yang tlah kau buat. Alasanmu meninggalkanku sangat tidak masuk akal, yaa hukum alam lah alasan setiap laki-laki meninggalkan perempuan itu memang selalu tidak logis. Air mata ku mencari noda hitam yang tlah kau berikan kepada ku. Aku sempat berfikir bahwa aku tidak bisa melupakanmu, dan aku merasa bahwa aku akan terjebak dalam kenanganmu. Aku selalu bertanya kepada diriku “Akan kah kita bisa dekat seperti dulu walaupun kita sudah tidak bersama lagi?”
Suatu hari kamu datang kembali dikehidupanku disaat aku sudah melupakan semua itu yaa semua kenangan yang dulu pernah kamu buat, kamu datang tanpa dosa setetes pun, tanpa rasa bersalah. Apakah kamu masih berfikir bahwa aku masih terjebak dalam kenangan itu dan belum bisa menghapus noda hitam yang kau berikan kepada ku? Bodoh saja jika kamu masih berfikiran seperti itu, kamu pikir kamu itu siapa bisa menguasai pikiranku selama itu, hah sungguh bodoh jika kamu masih berfikiran seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar